window of my world
Selasa, 21 Mei 2024
NYULU
Sabtu, 28 Oktober 2023
HEALING KE GUNUNG PAPANDAYAN
Ada waktu, ada biaya, ada teman, ada sehat, ada rencana yang tertunda, kini selewat masa pandemi berlalu, satu persatu rencana mulai di lihat kembali untuk dicoba dilaksanakan, lalu googling sana sini cari informasi mana dan kemana akan pergi, sesuaikan dengan budget, sesuaikan dengan waktu, sesuaikan dengan informasi dan testimoni dan kali ini terpilih untuk mencoba naik untuk healing saja (bukan professional hiking) sambil ngecamp ke Gunung Papandayan Garut yang mempunyai ketinggian 2.665 mdpl.
Menempuh perjalanan lebih dari enam jam dari Jakarta menuju lokasi titik kumpul pertama di area parkir di kaki gunung, disini sementara beristirahat dan melakukan persiapan serta mendengarkan SOP pendakian sambil menikmati makan siang.
MENUJU PONDOK SALADAH
Jam 12.30 mulailah perjalan menuju lokasi camp dimulai bersamaan dengan terik matahari yang berada sedikit tepat diatas kepala sehingga bayangan badan nampak hanya separuh tetapi dengan persiapan sunblock serta pakaian yang nyaman maka terik matahari tersapu oleh hembusan angin pegunungan.
Kondisi track diawal-awal pendakian adalah batu gunung yang tersusun dibentuk anak tangga yang walaupun ramah di pijak tapi cukup membuat paru-paru mulai berlomba menghembuskan napas, dengan bekal air minum yang cukup akan sangat membantu pada saat mendaki dan satu hal yang membuat pendakian ini adalah sarana healing adalah indahnya pemandangan sehingga napas yang saling memburu dapat diatasi dengan berfotoria penuh kegembiraan apalagi perjalanan kali ini banyak yang baru saling kenal disini sehingga suasana menjadi lebih menarik dan gembira.
Dari pos pertama menuju pos ke pos lainnya bisa ditempuh sekitar satu jam lebih dan disetiap pos bisa untuk istirahat atau makan dan mimun di warung yang ada disekitarnya walaupun hanya makanan standar tapi bisa untuk menambah tenaga.
Perjalan mulai terasa ketika sudah melewati pos ketiga dimana kondisi jalan mulai menampakan keciriannya, jalan setapak berkontur naik turun dengan kanan kiri dipenuhi tanaman perdu hutan dan jurang atau tebing, tetapi semua itu bisa dinikmati bukan disesali, sekali lagi obat yang mujarab menurunkan kelelahan adalah berfoto dan minum disela-sela perjalanan ditambah senda gurau sehat dan terukur ( hutan bro jangan ngomong sembarangan), yang pasti jika merasa lelah berhentilah untuk istirahat dan jangan kuatir karena masih ada rombongan lain yang dibelakang yang tentunya juga berkondisi sama, selain itu biasanya ada tim khusus yang melakukan penyisiran di jam-jam terahir pendakian, jadi untuk itu jangan pernah meninggalkan teman serombongan ya.
Menjelang magrib tempat yang paling ramai selain warung adalah toilet dan tidak ada larangan bagi yang ingin mandi jika kuat menahan dinginnya air dan yang pasti toilet tersedia 24 jam tetapi tanpa penerangan, silahkan menbayangkan masuk kamar mandi diatas gunung tanpa penerangan apalagi cuaca mulai gelap dan hujan mulai turun sehingga lebih banyak yang membatalkan mandi dan segera masuk kedalam tenda.
Setelah hujan reda terdengar himbauan agar segera kumpul diwarung untuk menikmati dinner dan kali ini menunya adalah telor balado dan oreg tempe yang dirasakan saat itu adalah senikmat makan dirumah apalagi diteras warung ada tersedia api unggun sekedar untuk menambah hangat badan tetapi kelelahan dan dinginnya pegunungan lebih cepat membawa hati untuk kembali nasuk kedalam tenda sambil tidak lupa menitipkan bekal makanan kecil ke pemilik warung yang sesuai dengan SOP semua makanan tidak boleh ada didalam tenda karena makanan akan mengundang hewan hutan terutama babi hutan yang tidak segan akan mencoba masuk ke dalam tenda jika mencium bau makanan dan hal tsb boleh dilanggar jika ingin tidurnya terganggu.
Terganggu atau tidak nyatanya tidur didalam tenda memang tidak senyaman dirumah tetapi bagi yang mudah tidur hal tersebut bukan pengecualian, dinginnya udara malam dapat dilihat google weather menunjukan angka antara 5 sampai 10 derajat Celcius, sleeping bag saja masih kurang.
SUNRISE, HUTAN MATI DAN TAMAN EDELWEIS
Jam 4,30 terdengar aba-aba untuk segera bangun, bagi yang sempat mandi dipersilahkan asalkan kuat menahan dinginnya air dan ternyata tidak satupun yang mau mandi kecuali untuk gosok gigi atau buang air kecil sementara langit mulai nampak terang pertanda matahari telah muncul dibalik bukit, seluruh peserta diharuskan segera packing untuk kembali melangkah untuk menikmati matahari terbit.
Tidak ada keluhan yang keluar karena untuk beberapa jam tadi malam cukup untuk istirahat sehingga pagi ini kaki melangkah agak ringan walaupun masih juga melewati track yang menantang, sempit, naik curam dan turun curam padahal sarapan hanya boleh dilakukan di ujung perjalanan.
Hampir setengah jam lebih mulai nampak sinar matahari dibalik tebing diantara batang dan ranting pepohonan yang sudah mati akibat awan panas dan aliran belerang saat meletus ditahun 2002 lalu, indah sekali walaupun harus berlomba dengan awan mendung yang juga minta diperhatikan.
Selepas matahari bersembunyi dibalik awan mendung perjalanan dilanjutkan menuju savana edelweis yang menurut mereka tidak terlalu jauh hanya satu jam perjalanan tetapi tidak disampaikan bahwa track yang akan dilalui sangat menantang karena ada yang harus dipanjat dengan menekuk kaki ataupun bantuan tangan untuk menarik ranting agar tubuh terangkat dan sangat beruntung jika kita membawa tracking pole sebagai tongkat penyangga baik ketika track yang dilalui naik atau turun.
Dan semua tantangan itu dibayar lunas ketika kaki sudah menginjak di taman edelweis, semua menikmati, semua berfoto lupa lelah, semua sarapan bareng disini.
Jam sebelas seluruh kegiatan selesai menyisakan kelelahan yang tertutup oleh kenangan dan suka duka dalam perjalanan naik maupun turun, masing-masing telah mengalahkan egonya selama pendakian sehingga perjalanan kembali kerumah masing membawa nama-nama baru didalam ponselnya.
Selesai