Bermula dari rasa rindu untuk mencari tempat baru yang bisa menambah koleksi tempat yang bisa dijadikan obyek didalam kamera dan kebetulan juga sudah hampir dua bulan berada di kota Gresik hanya sibuk ditempat kerja.
Hal yang pertama harus disepakati adalah kesatuan niat antara hati dan keinginan, obyek apa yang sedikit berbeda dengan obyek-obyek yang pernah dikunjungi, jika pegungungan tentunya jaraknya cukup jauh, obyek kota dan kesbukannya belum masuk dalam niatan, sedangkan jika ke arah laut tidaklah terlalu jauh masih bisa dijangkau dalam hitungan dan jangkauan phisik jika dengan menggunakan sepeda motor tetapi jika melihat kondisi pantai di kota ini lebih banyak digunakan sebagai tempat industri sehingga sukar mencari lokasi pantai terbuka.
Minggu pagi adalah waktu yang tersisa dari seluruh aktivitas selama seminggu dan tepat jam enam pagi perjalanan dimulai dengan sebelumnya mengaktifkan petunjuk arah dari Google map.
Sangat tidak mengasyikan jika semua berjalan mulus, banyaknya lalu lalang kendaraan berat yang keluar masuk dari pabrik mengakibatkan laju sepeda motor kebablasan sehingga waktu tempuh menjadi tidak sesuai rencana tetapi seperti juga pepatah malu bertanya sesat di google map, maka rajin-rajinlah bertanya sekiranya lokasi yang dituju sudah mulai dekat.
Hanya tiga kali bertanya pada titik titik jalan yang dirasakan ragu maka sampailah ditempat tujuan dan ternyata menggunakan sepeda motor adalah tepat karena bisa parkir dimuka gerbang lokasi.
Ditandai dengan jembatan kayu yang menjorok kedalam hutan bakau maka langkah kaki terus menyusuri jembatan kayu menuju pantai tak berpasir dan saat pagi air laut sedang naik pasang membuat ada sedikit riak air yang terhembus bersama angin laut.
Belum banyak pengunjung pada jam sepagi ini sehinga memudahkan mencari tempat di beberapa saung disepanjang jembatan kayu dan setelah beberapa saat barulah bisa berorientasi pada tempat ini, jika kita memandang kearah laut berarti kita berhadapadan dengan matahari terbit lalu mulailah isi kepala berskenario, seharusnya datang sepagi mungkin agar matahari bisa tersenyum menyapa kita yang duduk menikmati dari jembatan kayu.
Angggaplah kunjungan perdana ini sebagai pengenalan lokasi dan ketika jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi mulaikan pengunjung berdatangan bersamaan dengan sengatan matahari pada kulit lalu segera pula beranjak dari duduk untuk kembali ke lokasi parkir motor dan hanya sebentar mampir ke warung yang ada disekitar jembatan kayu dan berjanji dalam hati untuk datang lagi sepagi mungkin .
Dan benar, inilah yang dilihat jika datang pagi hari
Belum ada pengunjung lain, menikmati alam sambil duduk di jembatan kayu pada jam lima tiga puluh pagi ditemani oleh burung-burung laut yang berterbangan bersamaan semilir angin laut berhembus perlahan sambil mendesis halus ditelinga, sementara diarah timur matahari mulai memberi tanda dengan sinar keemasan sebelum muncul di cakrawala.
Hanya satu kata yang didapat yaitu "damai" yang dirasakan disepanjang pagi.
Damai adalah sebuah ungkapan dimana diri kita merasa nyaman dan itu dapat saya jumpai di pantai desa Karang Kering Gresik diwaktu pagi hari.