Sembilan Maret dua ribu enam belas tepat jam enam pagi segera aku bergegas naik menyusuri tangga menuju lantai sepuluh yang merupakanbagian dari atap gedung, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu hampir seluruh masyarakat Indonesia untuk menyaksikan keajaiban dunia yang merupakan fenomena alam dimana posisi bulan ada diantara bumi dan matahari sehingga matahari akan tertutup oleh bulan.
Hanya saja aku tidak berada di kota dimana gerhana matahari akan total tertutup, walaupun demikian hal ini tidak menyurutkan keinginannku untuk menikmati suasana gerhana matahari untuk yang kedua kalinya dalam hidupku di negeri indah ini Indonesia.
Inilah hasilnya ketika dan aku merasa ini adalah matahariku yang terkoyak dan merambat naik perlahan.
melihat terkoyaknya matahariku adalah hal yang sangat indah untuk tidak dilewatkan, sebuah pemandangan yang sangat sukar dilukiskan dengan kata-kata, hanya dengan decak kagum sambil menyebutkan Asma Allah atas karunia alam dan karunia tubuh dimana kita dianugerahkan mata untuk menyaksikan salah satu kebesaranNYA
matahariku yang terkoyak semakin tinggi merambat naik bagaikan merayap perlahan lewati rangka baja tower crane, semakin lama semakin indah dan ditambah dengan heningnya suasana alam yang dibalas dengan suara azan disana-sini menambah sakralnya suasana di pagi hari ini.
menikmati suasana matahari yang terkoyak oleh bayang-bayang bulan bagaikan menyihir suasana pagi, aku hampir tidak melihat burung-burung melintas diangkasa, tidak seperti biasanya.
Apakah burung-burung itu ikut menikmati suasana gerhana.
semakin waktu berjalan matahariku ikut pula merambat naik melewati akhir dari ujung rangka tower crane dan kemudian lepas membumbung tinggi mengikuti arah dan garis katulistiwa .
terbang tinggi matahariku meninggalkan rasa takjub dan bangga, aku adalah saksi sejarah dan bersama mereka yang pagi ini menyaksikan kebesaran Tuhan lewat alam.
Medan, 9 Maret 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar