Hijau
adalah anugerah
walk following the track in the forest juanda of Bandung, full of an impression enough and tiresome a sensation of enjoying caveman a relic the japanese army and by sensations of exhausting be in a forest, really full of memories
Menyusuri jalan didalam Hutan Raya Juanda adalah suatu hal yang menantang sekaligus anugerah bagi mereka yang kesehariannya bersendagurau dengan hutan beton kota besar dan yang selalu berimprovisasi dengan kemacetan jalan agar survive sampai ditujuan.
Begitu kaki menapak , maka bau khas daun dan humus sangat terasa, diareal sesi pertama masih ada lalulalang kendaraan, dan keramaian orang yang mengunjungi hutan raya, pada areal sesi selanjutnya adalah keramaian dimana terdapat gua buatan ex tentara jepang pada perang dunia kedua dan bagi mereka yang tujuannya hanya untuk rekreasi ringan dan tidak untuk berlelah lelah, cukup memutar arah kembali setelah menikmati gua-gua yang ada, itupun dengan sensasi tersendiri jika berada didalam gua, tanpa cahaya kecuali cahaya lampu senter sewaan warga setempat. Dan jangan lupa untuk membayarnya plus biaya (serelanya ) untuk sipemandu yang membawa kita masuk kedalam gua dan keluar lagi.
Bagi yang ingin berpetualang berlelah sedikit menyusuri hutan raya ini dapat langsung mengikuti jalan yang ada dengan kondisi jalannya cukup baik sebagian besar sudah diberi perkerasan berupa blok beton (concrete block), hanya pejalan kaki harus waspada mengingat hutan alam ini cukup rimbun sehingga kelembaban udara membuat permukaan blokbeton menjadi berlumut dan licin tetapi secara umum jalan tersebut sangat layak. kondisi kontur jalan tidaklah terlalu ekstrim, tidak dijumpai kemiringan yang terjal.
Menurut peraturan trek jalan ini hanya diperuntukan bagi pejalan kaki tetapi kita juga dapat menjumpai pengendara motor yang menawarkan diri menjadi ojek untuk melintas trek ini, maklumlah kebanyakan mereka itu adalah penduduk disekitar hutan ini dan bagi yang niat utamanya hanya rekreasi melihat gua, pasti akan tergoda dengan penawaran ojek ini, untuk itu disarankan bagi mereka yang benar-benar ingin menjelajah (melintasi) hutan dengan tujuan wisata alam sebaiknya menolak tawaran ojek, selain menghilangkan makna fun walk juga akan menghilangkan kesan wisata alam, perjalanan yang sangat menarik dan penuh ceritera ini (apalagi berjalan dalam berkelompok) pasti banyak hal yang bisa dijadikan bahan kenangan selama 2 jam, jika anda menggunakan ojek (liar & terlarang) anda hanya membutuhkan waktu 10 menit tanpa sebuah warna dan sukaduka.
Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati sekelompok primata (monyet ) yang bercanda mentertawakan kita, kadang mereka dengan penuh selidik memperhatikan para pengunjung, dibeberapa tempat dapat dijumpai warung untuk istirahat, kadang pula kita merasa terganggu oleh bersliweran ojek liar yang juga digunakan pengunjung yang tidak taat aturan, jangan takut merasa kesepian karena banyak sekali orang yang berolah raga jogging ataupun jalan santai.
Sangat mengasikan dan penuh dengan kesan, demikian pendapat mereka yang sudah pernah menyusuri Hutan Raya Juanda ini.
Dari Maribaya jika terasa lelah untuk kembali kelokasi asal yaitu gerbang masuk hutan raya ini, maka berjalanlah ke arah terminal Maribaya, disana banyak angkot yang bisa membawa kita menuju Lembang, perjalanan ke lembang juga cukup indah dan mengasikan, menikmati kebun buah dan sayuran disepanjang perjalanan, tetapi jika anda memaksa untuk kembali ke gerbang utama hutan raya, maka angkot yang ada di terminal maribaya dapat disewa untuk kembali ke tempat semula atau diantar ke terminal Dago dan ongkosnya cukup murah.
Kelelahan menyusuri hutan raya akan terbayar dengan keindahan alam yang ada.
Cobalah.
perjalanan diakhiri di terminal Maribaya dan naiklah angkot jurusan Lembang untuk kembali ke Bandung, itu jika anda merasa lelah dan malas kembalik pintu masuk utama Hutan Raya Juanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar