Menghabiskan waktu 8 jam di Penang
Tiba di bandara Penang International Airport jam 9 pagi, sedikit tercengang melihat gedung bandara mungil tapi indah dan bersih, setelah melewati proses imigrasi yang tidak berbelit segera aku menuju pintu exit bandara dimana deretan bis umum sudah menunggu.
Burung gagak hitam berterbangan bebas dan tanpa terganggu disekitar bandara, pemandangan yang jarang kulihat di kampung negeriku sendiri dimana burung gereja saja sudah jarang ditemui tetapi disini kerumunan burung gagak hitam lebih merdeka terbang bebas.
Berbekal peta kecil tanpa mengetahui mau kemana akhirnya pepatah lama kupakaijuga disini, "malu bertanya sesat sendirian ".
Bertanya ke beberapa orang yang juga menunggu bis akhirnya aku dapat menentukan kemana aku harus pergi.
Tujuan pertama adalah pusat perhentian bis/terminal di Komtar singkatan dari komplek Tun Abdur Razak di Geogre Town
sekalilagi di tempat menunggu ini kembali aku ajukan pertanyaan ke beberapa orang yang menunggu bis tentang arah tujuanku dan kali ini aku sedikit heran, tempat seperti ini akan lain jika berada dikampung negeriku, sebuah terminal tanpa banyak calo, tidak ada kondektur yang teriak-teriak, tidak ada bis yang menunggu penumpang, tidak ada polisi yang mengatur lalu lintas ataupun petugas dishub yang biasanya selalu menghampiri supir atau kernet, semua penumpang menunggu duduk ataupun berdiri ditempat dimana telah disediakan, mereka tinggal menunggu bis arah tujuannya tanpa harus berlari-lari dan turun dengan terburu-buru, dan yang lebih pasti tidak ada pedagang asongan.
Tujuanku kali ini adalah " Bukit Bendera " tempat yang selalu menjadi tujan utama di Penang.
Rasanya melegakan bisa menikmati perjalanan, lalulintas yang tidak macet, patuhnya supir berhenti ditempat yang sudah disediakan dan tidak dijumpainya penumpamng yang menunggu bis disembarang tempat sekalipun dia lanjut usia karena aku menyaksikan bagaimana seorang nenek-nenek seorang diri menunggu dihalte bis dan sang supir dengan sabar menunggu si nenek yang tertatih-tatih berjalan menuju bis dan naik dengan susah payah tetapi si supir dengan senyum dan sabar menunggu sampai si nenek duduk lalu barulah bis kembali berjalan.
Penang hill sebuah bukit tertinggi di pulau ini, sehingga banyak orang ingin tahu seberapa indahnya Penang dilihat dari atas dan memang sesuai dengan keinginan tahuan ternyata untuk bisa naik ke puncaknya kit harus mengantri untuk mendapatkan tiket kereta khusus yang akan membawa kita ke puncak bukit dan harganya ternyata aku harus membayar tiket dengan kelas turis karena tidak ada identitas lokal, yang aku punya adalah parpor RI, dan dengan sedikit sombong & bangga karena penggolongan ini menyamakan aku dengan bule-bule lainnya akhirnya konpensasi harus dibayar dengan harga tiket kelas turis .
benar juga, dari atas kita bisa melihat kota , sayang kedatanganku disambut hujan sehingga pemandangan yang kudapat terhalang kabut, tetapi semua sudah mengobati keingintahuan ku tentang bukit ini dan lagi hawa diatas bukit cukup sejuk sehingga aku bisa menikmati apa saja yang disediakan untuk dinikmati pengungjung
yang paling terkesan di Bukit Bendera ini adalah kereta api khusus yang berjalan diatas rel yang juga ditarik menggunakan kabel baja, dengan kemiringan yang tidak mungkin bagi kereta api biasa.
hampir lewat tengah hari urusanku menikmati Penang Hill harus diakhiri, melihat denah dan peta wisata ternyata masih banyak tempat yang belum dikunjungi, kembali aku menggunakan bis kota sambil tidak lupa banyak bertanya dan tujuannya adalah temple kek lok di Air itam yang sejalan dengan rute bis.
Tetapi rencana tinggal rencana, hujan lebat yang tidak masuk dalam jadwalku membuat rencana menjadi berubah walaupun sempat dihalaman parkir temple tetapi berteduh adalah cara utama menyelamatkan diri dari basah .
memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah kaharusan dalam perjalanan ini, aku harus segera meninggalkan lokasi Air Hitam ini untuk lebih banyak mengetahui Penang .
Kembalike Komtar sekalian isi perut karena siang ini aku belum makan, dan disekitar Komtar banyak dijual makanan sehat, tinggal pilih, mau masakan melayu, india, chinese, semua tergantung selera.
tenaga menjadi kembali setelah teguk terakhir teh-o (teh tawar ) masuk ke kerongkongan dan cuaca kembali normal setelah hujan yang cukup lebat mulai reda kembali, kakiku kali ini kembali digunakan untuk lebih banyak mengetahui liku liku jalan di George Town,
beginilah bila melancong dengan waktu terbatas sehingga banyak hal yang belum bisa dinikmati di pulau Penang ini, beberapa tempat di sepanjang perjalanan menuju bandara Penang masih bisa di sempatkan untuk dilihat
Jam delapan malam pesawar terbang kembali membawaku ke tanah air tercinta, dengan senyum dan harapan yang sama seperti ketika aku berangkat tadi pagi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar