(my serial journey to Maluku/Moluccas)
Melanjutkan ceritera sekitar Ambon
dan pulau sekitarnya saat itu.
Menggunakan transportasi udara
dengan jadwal yang harus benar-benar dicermati agar tidak kehabisan biaya
karena kondisi cuaca ataupun jumlah penumpang yang tidak memenuhi target.
Penerbangan dan dari kota Ambon langsung
menuju kota Bandaneira menggunakan pesawat perintis adalah sebuah alternative
selain melalui jalur laut yang harus menguras tenaga dan waktu tetapi dengan kreatifitas pilot muda Merpati perjalanan menuju kota Bandaneira dikepulauan
Banda menjadi penyenangkan, untuk
memecah kebosanan dari perjalanan udara yang melulu hanya melihat laut, sebelum
burung besi ini turun mendarat terlebih dahulu dilakukan manuver yang cukup
berani tapi menyenangkan yaitu dengan
terlebih dahulu mengelilingi gunung api untuk melihat kaldera dari dekat , entahlah apakah ini merupakan
kebiasaan para pilot untuk menyenangkan penumpang ataukah kebiasaan pilot
menghilangkan kejenuhan.
Bandaneira is historical city for Indonesia, some Indonesia leader was isolated by the Dutch in this island during the Indonesia movement to be independent.
Aku yang tadinya merupakan korban
jebakan tugas akhirnya dapat mensyukuri penugasan ini, aku dapat dengan mudah
menikmati kepulauan yang indah ini, bertemu orang yang bertanya tentang Jakarta
ataupun orang yang mencoba berbahasa jawa , bahasa leluhurnya dengan
terbata-bata sambil tertawa karena hanya tinggal beberapa kata saja yang
diingat dari beberapa generasi sebelumnya yang didatangkan oleh saudagar atapun
pengusaha perkebunan pala.
Beruntung ataukah tidak tetapi aku
sempat berbangga karena ada Oom Des Alwi
yang cukup ketat menjaga kelestarian kepualauan Banda ini, sempat juga aku
dibawa berkeliling hotelnya dan melihat kolam hiu miliknya.
Apakah Bandaneira masih seperti yang
dulu kulihat ataukah sudah menjadi kota, bagaimanapun juga modernisasi seperti
biasa akan merambah sampai ke ujung pulau walaupun itu sejauh Bandaneira yang
indah. Tetapi kedamaian dan kenyamanan dikepulauan Banda yang sampai hilang.
Apakah kenyamanan dan lestarinya Bandaneira berarti tidak boleh ada pembangunan disana seperti yang dikatakan teman sejawatku ketika berkunjung bersama kesini, katanya dua puluh tahun yang lalu (awal tahun 70an) dia pernah datang dan sekarang (1992) sama sekali tidak berubah.
Lalu bagaimana saat ini 2014 (dua puluh tahun kedepan) dibawah ini beberapa gambar yang berhasil diselanatkan dan direproduksi
menjelajah benteng tua
mengenal sudut kota banda neira
menuju pulau banda besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar