Jumat, 27 Juni 2014

Dusun Wuluhadeg & surounding area.

Dusun Wuluhadeg



Masih ingat lagu ini ?

Desaku yang kucinta, pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda, dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan, Tak mudah bercerai
Selalu ku rindukan, desaku yang permai


Sebuah lagu yang selalu ku ingat sejak kecil dan memang selalu mengingatkan aku akan dusun indahku, sebuah tempat penuh kedamaian dan keramahan, di dusun Wuluhadeg






I  am always impose my opinion  that this is my village even though i was not born here but every questioned about the origin my territory the country is always i mentioned.
All that ' s because of my bond inner,  course for since my  childhood only this village frequented visited  by my family, precisely this village is a place of  my father birth and of course  this village is a part of the district Bantul and a part of the Yogyakarta province.





Aku tidak perlu harus berpura-pura mampir ataupun dengan alas an tertentu hanya untuk singgah di dusun ini, pokoknya aku akan datang begitu saja menuruti rasa rindu yang muncul tiba-tiba apabila perjalanan dinasku mendekat kearah propinsi ini walaupun frekwensinya juga terbatas , tidak ada rutinitas untuk singgah di dusun ini, kompromi  dengan keluarga besar lebih sering dilakukan untuk secara bersama-sama bertandang beberapa hari ke dusun ini adalah jalan terbaik, sebuah kebanggan bagi penghuni dusun ini ketika keluarga besar diperantauan menepati rasa rindunya dengan menyempatkan diri menikmati suasana dusun ini, menikmati sepinya malam, menikmati  canda dan ceritera lama tanpa membosankan.
Didusun inilah tinggal kerabatku, pak lik, bulik, pak de, bu de, mas atau mba dan eyang serta simbah, seluruh handai tolanku.














Of course many changes which have occurred since I can recognize this village, the environment of the village house formerly made of bamboo wall or  wood boards, now some of them had replacing  made by  the brick wall,  the track or village road formerly  soil pavement, ins partial   had replacing by concrete or asphalt and any other pavement,  but  this modern changes is not much change the atmosphere of  village,  the villager hospitality still strong  deeply felt,  you’ll find the villager asking you although you did not know who they are, they will smile or speech to asking where do you stay in this village or to asking you for drop to their house.









 In this village I found  the deepest  nature atmosphere,  in the morning  the sunshine  slips through the crack of window or door  together with the wind blows from the hill surrounded , the voice of birds or people talk slowly  hear enter the my bedroom, no crowded vehicles roar . or try to go to the rice field  or plantation, felt  the smell of the leaves are covered in dew or smell of land in plow and covered pour by the water from the irrigation canal,





Sangat  penuh kedamaian suasana didusun ini, apalagi ketika sinar matahari pagi baru menunjukan  warna lembayung fajar dari balik bukit, garis horizon warna sinar matahari didasari oleh garis abu-abu  puncak perbukitan  lalu dilengkapi  bentangan hijau sawah dikaki bukit membuat permainan warna langit sangat indah dinikmati mata.






Apabila matahari sudah mulai secara penuh  muncul dikepala bukit segeralah ikutin langkah bulik kepasar, disitu akan lebih banyak lagi keramahan desa mencuat lewat tegur sapa dan harapan, apalagi bila sudah duduk berkerumun disalah satu penjual jajanan khas desa,  semua senyum, tawa dan puji saling lontar sementara mulut mengunyah  cenil atau gatot dan lawan bicaranya mengunyah bacem gembus sambil nyeplus Lombok rawit.








Memang indah ciptaan Tuhan.


Rabu, 04 Juni 2014

GREEN IS BOONS ( Down to the Juanda forest, Bandung)

Hijau adalah anugerah
walk following the track  in the forest  juanda of Bandung, full of an impression enough and tiresome a sensation of enjoying caveman a relic the japanese army and by sensations of exhausting be in a forest, really full of memories

Menyusuri jalan didalam Hutan Raya Juanda adalah suatu hal yang menantang sekaligus anugerah bagi mereka yang kesehariannya bersendagurau dengan hutan beton kota besar dan yang selalu berimprovisasi dengan kemacetan jalan agar survive sampai ditujuan.


 Begitu kaki menapak , maka bau khas daun dan humus sangat terasa, diareal sesi pertama masih ada lalulalang kendaraan, dan keramaian orang yang mengunjungi hutan raya, pada areal sesi selanjutnya adalah keramaian dimana terdapat gua buatan ex tentara jepang pada perang dunia kedua dan bagi mereka yang tujuannya hanya untuk rekreasi ringan dan tidak untuk berlelah lelah, cukup memutar arah kembali setelah menikmati gua-gua yang ada, itupun dengan sensasi tersendiri jika berada didalam gua, tanpa cahaya kecuali cahaya lampu senter sewaan warga setempat. Dan jangan lupa untuk membayarnya plus biaya (serelanya ) untuk sipemandu yang membawa kita masuk kedalam gua dan keluar lagi.





Bagi yang ingin berpetualang berlelah sedikit menyusuri hutan raya ini dapat langsung mengikuti jalan yang ada dengan kondisi jalannya cukup baik sebagian besar sudah diberi perkerasan berupa blok beton (concrete block), hanya pejalan kaki harus waspada mengingat hutan alam ini cukup rimbun sehingga kelembaban udara membuat permukaan blokbeton menjadi berlumut dan licin tetapi secara umum jalan tersebut sangat layak. kondisi kontur jalan tidaklah terlalu ekstrim, tidak dijumpai kemiringan yang terjal.







Menurut peraturan trek jalan ini hanya diperuntukan bagi pejalan kaki tetapi kita juga dapat menjumpai pengendara motor yang menawarkan diri menjadi ojek untuk melintas trek ini, maklumlah kebanyakan mereka itu adalah penduduk disekitar hutan ini dan bagi yang niat utamanya hanya rekreasi melihat gua, pasti akan tergoda dengan penawaran ojek ini, untuk itu disarankan bagi mereka yang benar-benar ingin menjelajah (melintasi) hutan dengan tujuan wisata alam sebaiknya menolak tawaran ojek, selain menghilangkan makna fun walk juga akan menghilangkan kesan wisata alam, perjalanan yang sangat menarik dan penuh ceritera ini (apalagi berjalan dalam berkelompok) pasti banyak hal yang bisa dijadikan bahan kenangan selama 2 jam, jika anda menggunakan ojek (liar & terlarang) anda hanya membutuhkan waktu 10 menit tanpa sebuah warna dan sukaduka.






Sepanjang perjalanan kita dapat menikmati sekelompok primata (monyet ) yang bercanda mentertawakan kita, kadang mereka dengan penuh selidik memperhatikan para pengunjung, dibeberapa tempat dapat dijumpai warung untuk istirahat, kadang pula kita merasa terganggu oleh bersliweran ojek liar yang juga digunakan pengunjung yang tidak taat aturan, jangan takut merasa kesepian karena banyak sekali orang yang berolah raga jogging ataupun jalan santai. 











Jika tidak merasa begitu lelah, kita dapat terus berjalan sampai menjumpai air terjun Maribaya, lama perjalanan kira-kira 2 sampai 3 jam jika berjalan santai,
Sangat mengasikan dan penuh dengan kesan, demikian pendapat mereka yang sudah pernah menyusuri Hutan Raya Juanda ini.












Dari Maribaya jika terasa lelah untuk kembali kelokasi asal yaitu gerbang masuk hutan raya ini, maka berjalanlah ke arah terminal Maribaya, disana banyak angkot yang bisa membawa kita menuju Lembang, perjalanan ke lembang juga cukup indah dan mengasikan, menikmati kebun buah dan sayuran disepanjang perjalanan, tetapi jika anda memaksa untuk kembali ke gerbang utama hutan raya, maka angkot yang ada di terminal maribaya dapat disewa untuk kembali ke tempat semula atau diantar ke terminal Dago dan ongkosnya cukup murah.





Kelelahan menyusuri hutan raya akan terbayar dengan keindahan alam yang ada.
Cobalah.















Taman Hutan Raya Juanda dapat ditempuh menggunakan angkutan kota, carilah kendaraan angkot yang menuju terminal Dago dan dari situ jika cuma berdua bisa menggunakan ojek didepan terminal langsung menuju lokasi, jika lebih dari empat orang disarankan mencarter angkot (lebih murah) atau jika mau menunggu angkot yang mengarah ke lokasi hutan raya Juanda.













perjalanan diakhiri di terminal Maribaya  dan naiklah angkot jurusan Lembang untuk kembali ke Bandung, itu jika anda merasa lelah dan malas kembalik pintu masuk utama Hutan Raya Juanda.