Kamis, 22 Januari 2015

Pagerwangi - (Ciumbuleuit - Lembang -rute jalan kaki yang mengasikan) - Bagian 4

menuju Lembang,


setelah puncak desa pagerwangi terlewati dan napas telah kembali teratur sementara otot kaki sedikit mulai kaku, jangan pernah putus asa, kini jalan menurun telah menghadang untuk dilalui, memang tampaknya akan lebih mudah berjalan menurun dibandingkan dengan menanjak tetapi ini membutuhkan keseimbangan badan apalagi dalam keadaan lelah terkuras, ada sebagian orang malahan lebih merasa tertantang untuk berjalan dijalan menurun dan itulah bagian dari seni jalan kaki, terserah bagaimana kita mencobanya.
Didepan sudah terhampar kembali keindahan kota Lembang dan perjalanan semakin menarik saja.











kali ini jalan menurun kembali dan dihidupkan dengan suasana yang lebih ramai, kedai kuliner mulai terasa menantang dikelelahan, aroma masakan menerobos langsung kedalam rongga hidung dan merangsang perut untuk segera membuat alunan suara tanda minta diisi, tetapi jangan dulu bila ada berniat untuk kembali pulang dijalan yang sama kecuali hal itu tidak dilakukan maka silahkan mengikuti saran dari suara perut.


selain kedai kedai kuliner kita akan masih disuguhkan dengan suasana yang sama, keindahan alam Lembang dan sekitarnya, matahari sudah mulai menunjukan jatidirinya yang sesungguhnya, menyinari bumi tanpa kecuali, tubuh memberikan reaksi dengan peluh kembali menetes menembus pori-pori, sementara angin sepoi tidak mau ketinggalan menghembus perlahan menjadikan tubuh ini kembali segar.
Ketika mata mencoba memadang kejauhan kota lembang tampak pula kepulan asap diantara rumah-rumah dan yang lebih jelas lagi kepulan itu bergerombol diantara warna biru, tenda kuliner sudah siap menhhadang begitu kita sampai dijalan yang mendatar.





sebelum memutuskan untuk meneruskan perjalanan sebaiknya dipikirkan dulu apakah akan kembali ke tempat semula melalui jalan yang sama atau terus menuju Lembang dan kembali menggunakan angkutan umum.
Ada petunjuk jarak sebelum kita meneruskan perjalanan, tinggal memilih mana yang lebih menyenangkan atau lebih menantang.













bila perjalanan dilaksanakan pada hari minggu, beruntunglah karena kita bisa lewat jalan didalam komplek Sesko Angkatan Udara asalkan kita bisa berani untuk saling senggol didepan pintu masuk sesko, sebab disinilah lokasi yang paling ditunggu oleh semua orang untuk bisa saling bersenggolan tanpa alasan dan jangan mencoba untuk menggunakan kendaraan selain sukar untuk dilewati dan juga dilarang,































perjalanan kaki diakhiri di pasar lembang dan jika ingin menghemat waktu dan tenaga silahkan menggunakan angkutan umum yang mengarah ke Bandung, melewati jalan berliku dengan sedikit macet jika kebetulan dihari libur, sebab banyak kendaraan besar dan para wisatawan bersenang ria menikmati kemacetan dijalur Bandung-Lembang.


Lelah tetapi menarik dan menantang, disarankan untuk kembali ke Ciumbuleuit melalu Pagerwangi.



Pagerwangi - (Ciumbuleuit - Lembang rute jalan kaki yang mengasikan )-bagian 3

Desa Pagerwangi 







Jalan sedikit mendatar setelah melewati keramaian punclak punclut, matahari belum lagi lantang menerobos awan, embun pagi masih bertengger berkilauan di dedaunan dan hamparan rumput liar, semilir angin meneruskan kesejukan hati, merasakan keintiam antara remang pagi dan hembusan embun membuat tubuh harus bergerak lebih banyak agar seluruh udara bersih mampun masuk kedalam rongga paru-paru sampai kembali dihembusan dari mulut dan mengambang bersama udara.



Bercengkerama dengan kedamaian pagi sejak berangkat dari ciumbuleuit subuh tadi akhirnya kembali terperangkap didalam keindahan yang dibalut dengan suasana damai di desa Pagerwangi yang tersenyum menyambut siapa saja yang melewati, yang menggetarkan rumput dan daun lewat langkah kaki dan melontarkan butiran embun berpindah tempat atapun hilang jatuh ke tanah.
Disinilah diri akan menjadi sejajar dengan awan yang menari indah terbawa angin, merasakan bagai burung terbang melintas lebih tinggi diatas awan bukanlah hanya impian, 
















Menggapai awan bukan menjadi alasan untuk tidak berani berlama-lama menikmati, keinginan untuk terbang melintas diantara kerumunan awan bukan hanya milik anak-anak, disini jiwa akan kembali mengakui bahwa inilah ciptaanNYA.




Suara petikan kecapi mulai sayup terdengar, mang Udin yang setia menyambangi dengan alunan kecapi dan suaranya tanpa bosan bersenandung menyapa siapa saja yang lewat desa ini, senyum dan balasan ucapan tidak pernah lepas, bila ingin singgah menikmati atau hanya lewat bukanlah halangan bagi mang Udin untuk setia memberikan tambahan kedamaian hati dan sekumpulan rasa akan menyeruput perlahan diantara dentinga suara kecapi yang juga mengiringi burung burung kecil menari diantara bunga-bunga dan tanaman perdu.










Lelah ada terasa tetapi keindahan disekeliling desa ini telah menyulap rasa lelah menjadi rasa kagum dan bersyukur ataupun rasa beruntung bisa melewati desa Pagerwangi ini, setiap saat dengan rutinitas yang sama aku tidak pernah merasa bosan.
Rest area selanjutnya adalah tempat dimana kita bisa duduk sambil menikmati bandrek hangat dan pisang goreng panas atapun penganan tradisionil lainnya, dari sini hirupan bandrek masuk kedalam tenggorokan akan lebih terasa hangat apabila mata kita dilayangkan kesekeliling tempat ini, begitu indahnya dan nikmatnya dibalut keramah tamahan penjual dan pengunjung.
Saling sapa apabila merasa hampir setiap saat ketempat ini bertemu ataupun mereka yang baru memulai untuk menikmati tempat ini.
Ternyata Tuhan memberikan keindahan alam ini tanpa batas dan tanpa bayar untuk dinikmati dan dijaga tentunya.















sebuah desa sederhana dengan tata letak rumah yang mengikuti kontur tanah, beberapa rumah sudah mulai mengikuti arsitektur modern dengan mencoba memadukan suasana sekeliling masuk kedalam gaya arsitekturnya walaupun pemiliknya bukan asli desa ini tetapi keberadaannya bisa menjadikan desa ini tambah semarak dan selebihnya masih kebanyakan rumah desa dengan gaya sederhana sesuai dengan kondisi sosial lingkungannya





















Aku belum sempat mengapa desa ini dinamakan Pagerwangi tetapi kenyataannya sampai aku masih sering lewat desa ini arti kata wangi bisa jadi merupakan terjemahan dari indah dan sejuknya tempat ini.
Jangan berlama-lama di rest area karena perjalanan harus dilanjutkan dan jalan masih memerlukan stamina yang segar selepas dari lapangan bola karena tanjakan yang cukup panjang dan pasti melelahkan, tetapi  tidak perlu harus cepat-cepat agar napas dapat lebih teratur, rilek dan perlahan walaupun agak memakan waktu yang penting sampai diujung tanjakan dan jangan lupa untuk menikmati indahkan lukisan alam di kiri kanan,






























Mungkin ini hanya perasaanku saja, belum tentu orang lain akan berpendapat sama bila melewati desa Pagerwangi tetapi keindahan dan kedamaian hati ketika berada di desa ini tidak ada salahnya disampaikan, barangkali saja ada diantara pembaca yang lebih mengerti bagaimana alam negeri ini menyapa kita dengan penuh senyum dan pelukan hangat, akankah kita hanya terdiam tanpa bereaksi ketika didalam jiwa ini begitu berbahagia mendapat sambutan seperti alam Pagerwangi ini.
Terima kasih Tuhan.