Sabtu, 08 September 2018

Jalan-jalan ke Pulau Peucang ,Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK)

Apalah arti sebuah judul, jalan-jalan atau piknik atau menjelajah semua bisa sama menikmatinya.

JALAN-JALAN KE PULAU PEUCANG





MALAM PERTAMA (JUM'AT MALAM)
Satu bis berisikan lebih dari tiga puluh orang menyusuri toll Jakarta Merak dimalam hari pada hari Jumat malam sabtu bukan perjalanan biasa karena seisi bis tampaknya banyak berdiam dan jika ada percakapan itu juga terbatas pada teman sebelah atau serombongan kecil saja, semakin larut semakin sepi dan semakin menambah kenyamaman supir yang tidak terganggu dalam mengendari bis.
Keluar dari toll Serang timur waktu sudah menunjukan hampir pukul sebelas malam dan mulai menyusuri jalan menuju arah jalan nasional Rangkasbitung dan Pandeglang, rupanya pada jam seperti ini kondisi lalu lintas cukup bersahabat, tidak ada kemacetan yang berarti dan kondisi jalan yang cukup baik dan nyaman untuk menemani para penumpang tidur.
Setelah lepas dari pertemuan jalan anyer, bis memasuki arah jalan Tanjung Lesung dengan kondisi jalan yang masih nyaman untuk melanjutkan tidur dan sampai dipintu gerbang Tanjugn Lesung bis mengarah ke desa Sumur dengan kondisi jalan yang cukup baik dengan perkerasan beton dan tanpa penerangan jalan.
Setelah hampir satu jam berada dijalan itu barulah para penumpang terbangun serentak akibat dari berguncangnya isi bis, rupanya kondisi jalan sangat buruk dan berkali-kali supir harus berkonsentrasi untuk mencari celah agar roda kendaraan tidak memasuki lubang, disinilah mulai terdengar percakapan dan beruntunglah semua juga memaklumi akan kondisi jalan.
Hamir dua jam dengan kecapan dibawah 10 km perjam perjalanan baru diakhiri memasuki kawasan pantai desa Sumur dan jam sudah menunjukan pukul empat pagi.






HARI PERTAMA (SABTU)
Semua penumpang turun dan bergegas untuk meregangkan otot atau mencari toilet yang kondisinya cukup baik dengan air yang melimpah dan juga tempat ibadah yang nyaman.
Setelah hari mulai meremang terang dan cahaya jingga nampak dibalik bukit menandakan matahari mulai mengintip , semua rombongan sudah berada ditepi pantai untuk menunggu sampan yang akan membawa ke perahu yang akan membawa penumpang menuju tujuan awal yaitu Pulau Peucang yang masuk dalam kawasan TNUK.
Ditemani cahaya matahari pagi dan kemunculannya dibalik bukit dan sela-sela pohon semakin menambah indahnya suasana ketika perahu berisikan lebih dari tiga puluh penumpang berjalan penuh percaya menyusuri lautan.





Perbandingan luas perahu dan jumlah penumpang serta kondisi alam membuat hubungan sosial mulai terbangun, dimulai dari masing-masing ber-swafoto lalu saling menawarkan makanan kecil lalu mulailah muncul kata-kata yang penuh canda dan bagaikan gayung bersambut cairlah suasana dan mulai timbul rasa saling membutuhkan sebagai bagian dari keluarga, hampir seluruh penumpang tidak saling kenal dari pemberangkatan di Jakarta, hanya beberapa mereka yang kebetulan berpergian dengan kelompok kecil dan didalam perahu ini semua mencair, tua muda, lelaki perempuan, menjadi satu bagian dari kelompok besar perjalanan.







Setengah jam diperjalanan mulailah sarapan pagi dibagikan, dengan menu yang tidak bisa ditawar atau ditambah tetapi tidak mengurangi kenikmatan yang timbul dari rasa lapar sejak semalam ditambah dengan suasana laut yang sangat nyaman untuk dinikmati dan menambah koleksi pandangan mata disepanjang pantai TNUK.





Menikmati perjalanan laut disepanjang perjalanan menunu pulau Peuicang sangat nyaman, laut membiru indah dan jauh ditepi pantai memanjang nampak kawasan taman nasional Ujung Kulon dengan pantai pasir putihnya membatasi laut dan hutan, ini sangat dapat dinikmati, hampir semua penumpang terkesan menikmati ditambah dengan cuaca yang cerah sehingga pandangan mata dapat
bebas menyapu disekeliling perjalanan yang sesekali terciprat hempasan ombak yang digoyang beriak oleh angin sehingga cipratan air laut membuat keriaan diantara penumpang kapal.



Lebih dari tiga jam perjalanan kapal memasuki pantai pulau Peucang dan pendangan pertama sebagai tanda selamat datang adalah kerkesimanya mata oleh kejernihan pantai berpasir putih sehingga rasa lelah dan kantuk mendadak tertutup oleh pemandangan ini.




Merapatnya kapal disusul oleh bergegasnya penumpang memilih bawaannya masing-masing dan segera meniti dermaga menuju guest house .





Setelah masing-masing sudah mendapatkan kamar dan mengatur diri sendiri untujk beberapa saat dipersilahkan untuk menikmati kondisi kamar atau menikmati kondisi pantai sebelum acara resmi selanjutnya dilaksanakan dan sebagian besar peserta memilih untuk menikmati pantai.










 













Jam sepuluh pagi peserta kembali menerima breifing untuk acara selanjutnya yaitu menuju hutan pulau Peucang yang masih penuh ditumbuhi pohon besar dan semak lebat tetapi tidak menyulitkan perjalanan karean sudah ada track yang disediakan sehingga jalur yang dilalui cukup nyaman sambil menikmati suara burung dan satwa yang sudah tidak merasa aneh melihat manusia.




Tujuan akhir dari penyusuran hutan ini adalah Pohon Kiara Tua yang menjulang tinggi dan dijadikan titik penyusuran hutan dan dilokasi ini seluruh peserta melakukan hal yang sama yaitu berfotoria.





























Kembali ke lokasi guest house waktu sudah menunjukan hampir jam dua belas sehingga rasanya sudah saatnya untuk makan siang.











Jam setengah dua siang perjalanan dilanjutkan lagi dan kali ini kegiatan dilautan sehingga semua peserta kembali masuk kedalam kapal dengan bawaan secukupnya, tujuan pertama adalah snorkeling dilokasi Karang Copong dan Tanjung Layar













Dalam perjalanan dibagikan perlengkapan snorkeling bagi mereka yang sudah memesan untuk menggunakannya dengan catatan masing-masing harus bertanggung jawab dan dikembalikan kembali setelah selesai digunakan.

Lokasi pertama adalah Karang Copong para penggemar snorkeling segera melepaskan niatnya berhamburan menceburkan diri ke lautan dan berbagai gaya dilautan segera menjelma kedalam kamera termasuk mereka yang tidak ikut snorkeling cukup ditepi kapal saja.
Tetapi ini hanya berlangsung beberapa menit karena hampir semua snorkeler tidak dapat menikmati alam bawah laut, kali ini arus laut cukup kencang sehingga menyulitkan perenang untuk menikmatinya, lalu diputuskan untuk berpindah lokasi lain .





Sepanjang perjalanan ke lokasi lain, pemandangan alamnya sangat indah, pantai pasir putih, biru laut hempasan ombak dan latar belakang hutan belantara membuat perjalanan tidak membosankan.
Tiba dilokasi lain Tanjung Layar, sebelum para peserta menceburkan diri dilakukan percobaan oleh yang ahli dalam snorkeling untuk mengetahui apakah arus laut sama dengan lokasi pertama dan hasilnya adalah sama dan diputuskan untuk tidak melakukan kegiatan snorkeling.
Rupanya panitia sudah membuat rencana lain sehingga peserta tidak dibuat kecewa dan kali ini adalah berkeliling pulau Peucang sambil menuju pantai Cidaon di ujung pulau Jawa bagian barat.





Pantai Cidaon adalah pintu masuk menuju padang rumput luas (savanna) dimana biasanya banteng jawa liar dan badak bercula satu khas Taman Nasional Ujung Kulon sering menampakan diri.
Pantai ini sangat sepi hanya rombongan kami yang ada atau memang belum waktunya rombongan lain tiba tetapi tidak menyurutkan minat peserta untuk mengenal daerah ini.
Masuk kedalam hutan taman nasional Ujung Kulon kembali disambut dengan suara selamat datang dari burung yang saling bersautan dan disambut oleh siulan dan teriakan peserta menyambut suara tersebut. Tidak lebih dari 20 menit tibalah dipadang rumput Cidaon, dikejauhan nampak banteng liar sedang menikmati rumput hijau, untuk keamanan para peserta dilarang mendekat ke satwa liar dan yang lebih menarik adalah bagaimana peserta bergaya agar nampak menarik didalam foto.


Selepas menikmati padang savana waktu sudah menunjukan lewat dari pukul lima sore dan kembali gerombolan manusia haus tau dan tanya diajak menyusuri hutan untuk kembali ke kapal tetapi kali ini hanya beberapa menit perjalanan menyusuri pepohonan kami diminta untuk berbelok kearah pantai dan benar saja begitu memasuki pantai berpasir hitam mata kita dihadapkan pada sebuah spot yang sangat indah, dimana horizon dibingkai kiri kanan oleh daratan, disana nanti matahari akan tertidur dengan memberikan tanda alam yang sangat menakjubkan,

Para peserta masing-masing menikmati pantai yang memanjakan kaki bermain air dan sebagian besar duduk duduk menikmati suatu penantian yang memang sudah ditunggu,dan inilah puncak sebuah kebahagian menikmati di hari pertama dan hampir saja kami tidak mau lepas dari pantai ini sampai sang kapten kapal memanggil untuk segera naik dan kembali ke pulau Peucang.





















Setelah santap makan malam dan sambil menunggu giliran mandi di home stay sebagian dari kami melengkapi hari ini untuk menutup hari dengan perbicangan tentang indahnya nuansa disaat matahari beranjak tidur diufuk barat sampai menghilang dibalik horizon, sementara udara dingin semakin terasa disekujur tubuh dan gigi saling bergemeretak menahan dingin ketika air mulai membasahi tubuh dikamar mandi, diluar terdengar suara lenguhan kijang bercampur suara burung malam dan dengusan babi hutan.


HARI KEDUA (MINGGU)







Dari pengalaman hari pertama maka, sebagian peserta mulai bersiasat untuk ber-em-ce-ka,  ada yang mendahului karena kebetulan untuk sholat subuh atau mendahului karena memang harus segera kebelakang dan ada juga yang langsung menikmati pantai yang pagi ini Nampak berwarna pink karena efek matahari terbit, kemunculan matahari sama indahnya dan sama hebohnya dengan gaya dan pose yang telah disiapan  untuk diunggah dalam foto .


Jam delapan pagi semua peserta sudah berada diatas kapal dan perjalanan kembali dimulai, kali ini kami lebih siap dengan untuk menikmati perjalanan apalagi ditambah sarapan pagi membuat kelakuan kami semakin bersaudara dan kekeluargaan.






Tiga jam perjalanan tibalah dipantai Cigenter dimana sudah menunggu perahu penjemput untuk masuk ke pantai dan siap untuk berkano ria di sungai kecil diantara hutan bakau dan hutan enau atau sejenisnya







.
Warna sungai kehijauan dan ketenangan arus semakin membuat kami bersemangat mengayuh dayung walaupun tidak disarankan untuk bercepat-cepat tetapi inilah sebuah keriangan dan kebahagian, kilatan lampu kamera atau berbagai gaya kembali mewarnai perjalanan berkano , semua senang dan semua menikmati.


Setelah selesai berkano kembali kami mengarungi lautan dan kali ini ke pulau Badul dimana ada spot untuk bersnokel dan menikmati pulau yang hanya berisikan pasir putih.
Dipulau ini cukup lama untuk dinikmati dan benar-benar memuaskan, bagi yang  suka berenang atau bermain-main air laut atau yang memang yang suka bersnokeling. atau hanya bermain diatas kapal sambal berfoto ria.
Setelah berpuas diri dan semua peralatan dihitung ulang dan dikembalikan maka perjalanan akhir menuju pantai Sumur dimulai dan kembali santap makan siang dibagikan untuk terakhir kali.
Sekitar jam dua siang semua peserta sudah sibuk membersihan diri di pantai Sumur, antri dikamar mandi adalah hal yang lumrah, sebagian mencari warung, sebagian berkemas dan sebagian masih sibuk dengan lensa kamera.
Jam empat sore perjalanan kembali ke Jakarta dimulai suasana sepi kembali melanda didalam bis, ngantuk, Lelah atau kehabisan persediaan semua dinikmati masing-masing sampai bis merapat ditempat pemberankatan semua waktu menjunjukan pukul dua belas malam lebih.




Indahnya tanah air ku
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar